Sabtu, Jun 12, 2010

Setiap emosi harus dijaga

Ketika hati terluka, hanya si empunya hati yang akan merasakan pedihnya. Sang plaku mungkin tidak sadar, mungkin juga sadar tapi tetap saja tak akan tahu seberapa dalam luka yang telah dibuatnya yang bahkan kata maaf dan penyesalan pun tak akan cukup untuk menyembuhkannya.

Ketika hati terluka, reaksinya bermacam- macam. Ada yang bereaksi secara destruktif, merusak diri sendiri dan orang lain, memadamkan nilai- nilai positif dirinya, mendendam dari ujung rambut sampai ujung kaki, benci bukan kepalang. Ada yang cuba elegan dalam menyikapinya, mencuba memaafkan walaupun susahnya setengah mati dan melanjutkan hidupnya dengan mengambil hikmah dari kejadian yang menjadi awal luka hati.

Disinilah akal sehat dipertarungkan dengan emosi jiwa. Siapa yang menang? Tergantung dari seberapa tinggi kualitas diri. Sang pelaku, hanya lalu hilang tak berbekas bagai pasir disapu angin. Dan dia pun melanjutkan hidupnya seperti biasa, seperti tak terjadi apa- apa.

Tapi goresan yang ditinggalkannya pada sebuah hati akan selalu berbekas. Seandainya setiap orang sedar menjaga diri untuk tak menyakiti hati sesiapa, damainya hidup ini. Sebab alangkah pedihnya luka yang dikarenakan sebuah goresan pada sebuah hati.